Ditangan para pemuda, tampuk kepemimpinan bangsa ini digantungkan. Regenerasi adalah sebuah keniscayaan bagi sebuah bangsa yang tidak bisa ditolak atau dihindari. Bangsa mana pun yang ingin tetap berjaya dan bertahan lama pasti akan menyiapkan keberlanjutan regenerasinya. terusmensosialisasikan konsepsi kewirausahaan pemuda dalam rangka mengubah mindset pemuda terdidik, dari mencari kerja. terus mensosialisasikan konsepsi kewirausahaan pemuda dalam rangka mengubah mindset pemuda terdidik, dari mencari kerja. Minggu, 12 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; WakilGubernur Bengkulu Sultan Najamudin mengatakan bahwa pemuda Indonesia harus meningkatkan kapasitas dan kualitas sehingga mampu menghadapi era masyarakat Brata: Para pemuda juga sudah siap. Menjelang tengah malam desa akan kosong. Suseno : Hmmmm kita mulai perjuangan. Drama diakhiri dengan kemenangan di pihak bangsa Indonesia namun kita harus ingat bahwa meskipun sudah merdeka, kita harus mengisinya dengan prestasi untuk membanggakan negeri ini. Drama ini merupakan satu dari banyak Parapemuda Indonesia harus siap? menjadi contoh kedisiplinan memimpin generasi tua menguasai ilmu pengetahuan menjadi pelopor kebangkitan nasional Semua jawaban benar Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: D. menjadi pelopor kebangkitan nasional. Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban D benar, dan 0 orang setuju jawaban D salah. Jakarta(ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana mengimbau para pemuda Indonesia agar membekali diri mereka dengan kompetensi masa depan agar tidak menjadi korban dari era disrupsi. Menurut Ari, kompetensi masa depan tersebut terdiri atas tiga kompetensi dasar, yakni mampu berpikir kritis, memiliki daya cipta atau Rabu 15 Agustus 2012 - 09:23 WIB. Peran pemuda dalam kemerdekaan RI. A A A. DEKLARASI kemerdekaan Republik Indonesia tidak terlepas dari peran pemuda Indonesia kala itu. Pasca dijatuhkannya bom atom di Jepang pada 6 dan 9 Agustus 1945 oleh Amerika Serikat (AS), para pemuda dengan cepat memanfaatkan peluang tersebut untuk menyatakan kemerdekaan. Parapemuda Indonesia harus siap? A. Menjadi contoh kedisiplinan. B. Memimpin generasi tua. C. Menguasai ilmu pengetahuan. D. Menjadi pelopor kebangkitan nasional. E. Semua jawaban benar. Para pemuda indonesia harus siap menjadi pelopor kebangkitan nasional. Asmaul Husna berjumlah? Pemudadan pemudi Kristen adalah anak-anak panah yang berada di tangan pahlawan, siap dibidikkan untuk meraih kemenangan. Setelah diselamatkan, tugas pemuda Kristen adalah menjangkau orang lain, memberikan hidup bagi sesama, seperti yang telah Kristus lakukan bagi kita. Dalam sejarah perjuangan bangsa dan negara Indonesia, pemuda mengambil Nahberikut ini ide 40 ucapan HUT RI ke-77 yang bisa kamu jadikan inspirasi. Memberikan kata-kata atau ucapan penuh semangat kepada orang-orang terdekat atau di media sosial, salah satu hal yang biasa dilakukan dalam memeriahkan hari Kemerdekaan. Selain itu, ucalan hari Kemerdekaan juga menjadi semacam doa untuk bangsa Indonesia agar jadi lebih ZtunnrY. - Disruspsi yang diwarnai lompatan-lompatan teknologi saat ini merupakan ujian bagi generasi penerus bangsa. Untuk menjawab tantangan itu, para pemuda harus mampu membentuk dirinya menjadi pembelajar. "Generasi muda adalah harapan bangsa ini sebagai generasi penerus yang akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ini di masa depan," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam acara Dengar Pendapat Masyarakat bertema Generasi Perubahan di Yayasan Santrendelik, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 15/12 malam. Hadir pada acara tersebut antara lain CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib, Amelia Anggraeni Anggota DPR RI 2014-2019, Lutfi Asyaukanie Dosen Universitas Paramadina dan para pemuda pesantren kontemporer di bawah Yayasan Santrendelik. Menurut Lestari, dalam sejarah bangsa ini peran para pemuda sangat sentral dalam mewujudkan kemerdekaan dan membentuk negara Indonesia. Bahkan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dari kesepakatan segenap anak bangsa yang ketika itu usianya masih terbilang belia dan kebanyakan berstatus mahasiswa. Di tengah terjadinya berbagai perubahan dewasa ini, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, generasi muda harus membangun dirinya sebagai pembelajar agar mampu bertahan dan meneruskan kiprahnya dalam siklus kehidupan yang terus berputar. Belajar, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, tidak melulu dilakukan secara formal lewat lembaga pendidikan, tetapi bisa juga secara informal dan menjadikan belajar bagian dari keseharian kita. Agar bisa menjadi pembelajar, jelas Rerie, harus berpegang pada lima hal yaitu para pemuda harus memiliki tatanan sistem berpikir system thinking, mampu menguasai diri personal mastery, memiliki model mental atau pandangan tentang dunia mental model, mampu merumuskan dan membagikan visi shared vision dan membangun kebiasaan “belajar” dan berpikir bersama team learning. Yang tidak kalah penting, ujar dia, dalam proses tersebut harus dibuka ruang untuk melakukan kesalahan. Karena menghadapi kesalahan itulah sejatinya belajar. Generasi muda, tegas Rerie, harus menjadi orang-orang yang qualified, yaitu orang yang tahu kalau dia tahu dan tahu kalau dia tidak tahu. Jadi bila tidak tahu, jangan sok tahu, serahkan saja pada orang yang tahu. Karena setiap orang, tambah dia, sejatinya memiliki kecakapan masing-masing di bidangnya. "Sehingga untuk menjadi pemimpin kita harus memiliki kemampuan mengorkestrasi berbagai potensi kemampuan yang dimiliki para anggota tim itu," ujar Rerie. Pemimpin yang baik, jelas Rerie, harus mampu mencetak pemimpin yang lebih baik dari dirinya dan tahu kapan dia harus berhenti untuk memberi kesempatan pada penerusnya. Sejumlah kemampuan tersebut harus terus diasah di masa muda, sehingga pada waktunya generasi penerus siap menerima tongkat estafet kepemimpinan negeri ini. Pemimpin masa depan harus mampu menghadapi potensi ancaman krisis multidimensi, seperti yang terjadi saat ini. Kondisi itu, tegas Rerie, harus dijawab oleh anak-anak bangsa yang qualified dan memiliki fondasi nilai-nilai kebangsaan yang bersumber pada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.* Pemuda Indonesia harus memiliki inovasi dan kreativitas karena keduanya merupakan kunci untuk menghadapi tantangan masa depan yang makin ANTARA - Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2020 menjadi sangat penting karena selain diperingati dalam kondisi pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia, banyak tantangan zaman yang harus dihadapi pemuda bangsa ini. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga mengambil tema Hari Sumpah Pemuda Ke-92 dengan slogan Bersatu & Bangkit. Tema tersebut memiliki makna bahwa pemuda Indonesia meskipun berbeda-beda, harus tetap satu dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Melihat sejarah Sumpah Pemuda pada 92 tahun silam, diawali dengan pergerakan para mahasiswa melaksanakan Kongres I Pemuda pada tahun 1926 dan Kongres II Pemuda pada tahun 1928 yang akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda. Peristiwa tersebut sangat monumental karena ada pesan kebangsaan di dalamnya, yaitu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang merupakan cita-cita bangsa ini. Cita-cita kebangsaan tersebut yang harus terus dilestarikan terhadap generasi penerus bahwa persatuan dan kesatuan bangsa harus menjadi hal utama di tengah kebinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Baca juga Presiden Bersatu dan bekerja sama kunci Indonesia maju Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai Sumpah Pemuda adalah titik awal terealisasikannya konsep wawasan kebangsaan karena pada tanggal 28 Oktober 1928 generasi muda bangsa dari berbagai daerah membangun paradigma yang sama dalam memaknai nasionalisme. Menurut dia, ikrar kebangsaan Sumpah Pemuda dirumuskan sebagai perwujudan komitmen yang melandasi pergerakan kebangsaan, hingga berhasil mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka. Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak generasi muda menjadikan peringatan Hari Sumpah Pemuda sebagai momentum menguatkan persatuan dan gotong royong untuk saling meringankan beban, khususnya pada masa pandemi COVID-19. Puan mengajak generasi muda untuk mengejawantahkan semangat Sumpah Pemuda dengan mengambil peran sebagai penggerak ekonomi untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19. Menurut Puan, generasi muda berperan penting dalam penanganan dampak pandemi COVID-19 yang telah memberi dampak besar pada seluruh sektor, termasuk mengguncang perekonomian global. Puan menilai generasi muda bukan hanya penting dalam peran menjaga persatuan, melainkan juga dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19. Anggota Komisi VI DPR Marwan Jafar mengatakan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda, harus mampu beradaptasi pada era transformasi digital yang dengan cepat melaju di dunia. Menurut dia, jangan sampai Indonesia terbawa arus dengan agenda besar dunia. Bagaimana bisa beradaptasi tetapi tetap menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan NKRI. Era transformasi digital dengan kondisi dunia seperti ini harus dilakukan menjadi perekat ideologi seluruh elemen bangsa. Untuk itu, dia menilai Indonesia harus menyusun agenda besar untuk satu abad ke depan dan agenda besar tersebut bisa beradaptasi dengan agenda besar dunia. Ia menilai para pemuda harus membuat rencana lebih besar untuk satu abad Indonesia, yaitu pada tahun 2045, agenda besar Indonesia itu apa untuk menuju satu abad ke depan. Baca juga Syarief Hasan ingatkan pemuda Indonesia agar berkarakter Pancasila Tantangan Pemuda ke Depan Tantangan pemuda Indonesia pada era ini bukan hanya dari dalam, melainkan juga dari luar, misalnya "pintu" globalisasi yang makin terbuka lebar dan revolusi industri Hal itu terutama setelah pandemi COVID-19 melanda dunia dan Indonesia, semua sisi kehidupan berubah, misalnya penggunaan teknologi informasi digunakan dalam tiap aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, berbagai tantangan tersebut harus dihadapi pemuda Indonesia dan kuncinya adalah mereka harus siap menghadapinya. Menurut Puan, pemuda Indonesia harus memiliki inovasi dan kreativitas karena keduanya merupakan kunci untuk menghadapi tantangan masa depan yang makin kompleks. Selain itu, dia menilai generasi muda juga harus terbuka pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan akar sejarah dan budaya Indonesia. Pendapat Puan tersebut sangat tepat karena pemuda dengan pemikiran yang segar, sepatutnya mampu melahirkan ide, gagasan, dan inovasi yang belum ada sebelumnya untuk memajukan bangsa Indonesia. Berbagai inovasi tersebut dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia yang saat ini sedang tidak baik karena terdampak pandemi COVID-19. Bamsoet merasa prihatin karena masih ada sikap generasi muda yang tidak sejalan dengan Pancasila, menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan rumah bagi semua elemen bangsa untuk mengupayakan agar Pancasila lebih dapat diterima generasi muda. Hal itu dikatakannya terkait dengan survei Komunitas Pancasila Muda di akhir Mei 2020 dengan responden kaum muda dari 34 provinsi, yaitu hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara itu, hanya 19,5 persen bersikap netral dan 19,5 persen lainnya menganggap Pancasila sekedar nama yang tidak dipahami maknanya. Di antara sebagian kecil generasi muda yang mempunyai sikap tidak sejalan dengan Pancasila, mereka termasuk generasi muda terpelajar atau berprestasi secara akademik. Kondisi ini sedikit banyak menggambarkan bahwa masih ada celah pada sistem pendidikan, terutama pada aspek pendidikan karakter. Oleh karena itu, dia mendukung gagasan pelatihan ESQ yang mengingatkan bahwa dalam membangun sumber daya manusia, kecerdasan intelektual intelligence quotient saja tidak cukup. Namun, harus dilengkapi dengan kecerdasan emosional emotional quotient dan kecerdasan spiritual spiritual quotient. Baca juga Pemuda Rusia Semarakan Hari Sumpah Pemuda Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad memiliki pandangan yang berbeda memperingati 92 tahun Sumpah Pemuda, yaitu para pemuda harus memiliki semangat kewirausahaan. Para pemuda harus mengubah pola pikir, bukan lagi mencari pekerjaan, melainkan bagaimana memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada di tengah masyarakat. Salah satu cara untuk melahirkan dan menumbuhkan semangat kewirausahaan, menurut Fadel, adalah melalui pendidikan kewirausahaan seperti dengan terjun langsung dalam pengelolaan koperasi mahasiswa kopma di perguruan tinggi. Fadel menyebutkan ada tujuh ciri wirausaha yang harus dimiliki pemuda, yakni pertama, memiliki jiwa kepemimpinan; kedua, melakukan inovasi; ketiga, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang didominasi otak kanan atau mengasah intuisi. Keempat, mempunyai sikap yang tanggap terhadap perubahan; kelima, tidak hanya bekerja keras, wirausaha juga harus bekerja cerdas; keenam, memiliki visi masa depan berdasarkan kemampuan atau kapabilitas, peluang, dan strategi; dan ketujuh, berfokus pada peluang yang ada dengan mengkalkulasi risiko secara Kliwantoro COPYRIGHT © ANTARA 2020 Jakarta - Peringatan Hari Sumpah Pemuda harus menjadi tonggak baru para pemuda untuk memantapkan dan mengkonsolidasikan langkah-langkah terbaik dan nyata dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. Peringatan hari ini mengingatkan kita kembali akan "sejarah kesadaran" anak-anak bangsa pada 91 tahun silam. Kesadaran pemuda-pemudi bangsa yang melahirkan satu kesatuan pemikiran besar dan visi kebangsaan yang jauh melampaui zamannya, hingga bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya pada 1945, serta menjadi landasan bagi Indonesia masa depan yang akan kita songsong ini kita hidup di era globalisasi yang ditandai dengan kecepatan dan kemudahan arus informasi dan komunikasi. Lompatan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah menembus batas-batas kedaulatan negara. Apa yang terjadi di belahan dunia di mana pun dengan seketika dapat kita informasi dan komunikasi yang semakin mudah dan terbuka memberikan banyak peluang bagi kemajuan bangsa. Tetapi pada saat yang bersamaan kemudahan arus informasi dan komunikasi juga membawa ancaman ancaman terhadap ideologi kita Pancasila, ancaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa kita, ancaman terhadap adab sopan santun kita, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya kita, serta ancaman terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa kita. Dengan membonceng fenomena globalisasi, nilai-nilai individualisme, liberalisme, dan ekstremisme telah ditransformasikan secara terstruktur, sistematis dan masif, seolah harus diterima sebagai standar nilai baru yang terbaik dalam pembangunan sistem politik, ekonomi, dan budaya di kaitan ini, saya selaku Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR mengajak para pemuda untuk berada di garda terdepan dalam membumikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu selalu menghadirkan nilai-nilai dan keutamaan Pancasila dalam praksis saat ini kita masih mengalami tantangan dalam membumikan ideologi negara, yaitu Pancasila. Sekurang-kurangnya ada lima tantangan yang harus menjadi perhatian kita secara sungguh-sungguh. Tantangan pertama, adalah tentang pemahaman Pancasila. Saat ini masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas dan daya tarik pembelajaran Pancasila. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya tingkat kedalaman literasi masyarakat Indonesia secara kedua, adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi sehingga mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, dan menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis ketiga, adalah masih lebarnya kesenjangan sosial, karena masih terjadi sentralisasi pembangunan ekonomi pada wilayah-wilayah tertentu. Selain itu, meluasnya kesenjangan sosial antarpelaku ekonomi dan kebijakan ekonomi yang mengedepankan sektor ekstraktif yang kurang mengembangkan nilai keempat, adalah pelembagaan Pancasila di mana lemahnya institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan politik, ekonomi, dan budaya serta masih lemahnya wawasan ideologi Pancasila di kalangan penyelenggara kelima, adalah keteladanan Pancasila. Dalam konteks ini, tantangan yang dihadapi adalah masih kurangnya keteladanan dari tokoh-tokoh pemerintahan dan masyarakat. Hal ini diperparah dengan semakin maraknya sikap dan perilaku destruktif yang lebih mengedepankan hal-hal negatif di ruang publik serta kurangnya apresiasi dan insentif terhadap prestasi dan praktik-praktik yang meyakini, melalui semangat hari Sumpah Pemuda, para anak-anak muda milenial kita akan terus melahirkan pemikiran-pemikiran atau gagasan-gagasan yang bernas untuk mengatasi berbagai tantangan semua harus sadar, dalam lima tahun ke depan Indonesia akan menghadapi tantangan yang sangat berat. Dinamika lingkungan strategis global diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar yang telah menempatkan Indonesia pada pusat kepentingan global. Jika tidak siap dan waspada, Indonesia dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batas dan ke depan membutuhkan generasi muda yang unggul, yang berkarakter Pancasila, yang toleran, dan yang berakhlak mulia. Karenanya, kita butuh SDM unggul yang terus belajar, bekerja keras, serta berdedikasi tinggi. Indonesia membutuhkan generasi muda yang penuh inovasi; yang mampu membalik ketidakmungkinan menjadi peluang; yang mampu membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan; yang mampu membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan; yang mampu mengubah kesulitan menjadi kemampuan; yang mampu mengubah sesuai yang tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa meyakini, para Pemuda kita mampu berkontribusi besar dalam mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dalam periode kedua ini menitikberatkan pada pembangunan sumber daya sebab itu, mari kita merapatkan barisan untuk bersama-sama, bergotong royong memikul berbagai tantangan yang berat, yang membentang di hadapan kita. Mari kita bangun rumah besar Indonesia, rumah Pancasila, rumah yang hangat dan nyaman bagi seluruh anak bangsa, rumah untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita bersama untuk mewujudkan Indonesia yang gemilang di masa depan. Dan sekali lagi, Pemuda Pancasila harus mampu berkontribusi dalam membangun rumah besar Pancasila bangsa sangat bergantung dengan kualitas sumber daya manusianya, selaras dengan itu, MPR konsisten melaksanakan pembangunan karakter bangsa melalui pemasyarakatan Empat Pilar MPR yang pada hakikatnya adalah pembangunan jati diri bangsa Pilar MPR itu adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara; Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, adalah konsensus negara yang harus dijunjung tinggi; serta Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semangat perekat di tengah untaian keragaman bangsa yang terus memperkukuh empat pilar MPR dalam kehidupan kita sehari-hari, kita harus yakin bahwa cita-cita Indonesia masa depan yang lebih baik akan segera terwujud. Meskipun berbagai tantangan dan rongrongan terhadap keutuhan bangsa dan negara selama ini kita alami, tetapi yang lebih membanggakan dan harus kita syukuri adalah sampai hari ini Indonesia masih tetap kokoh bersatu sebagai bangsa yang merdeka dan Soesatyo Ketua MPR, Kepala Badan Bela Negara FKPPI mmu/mmu